I'M Keven Feil

Graphic Designer . Web Developer . Photographer

Kamis, 07 Januari 2016

White Rose
Ini nih cerita White Rose ,novel yang lagi sementara gua buat dibaca ya ,don't forget to comment guys. Hope u love it ! :* 


1
Masalahmu Masalahku

“Dad…sedikit lagi jangan bergerak” kataku sambil melukis wajah daddy sesekali memperhatikan detail bentuk wajahnya.
“Bagaimana daddy harus tetap diam, sedangkan daddy harus menyusun bunga-bunga ini !”
“C’mon dad…jangan terlalu memaksakan diri seperti itu, aku hanya butuh sedikit senyuman agar wajahmu di lukisanku terlihat baik”
“Anne…ini sudah menjadi pekerjaan daddy, bunga ini akan segera dikirim kepada pemiliknya nanti sore, jadi tidak ada waktu untuk beristirahat !”
“okey…”
Sebaiknya aku tidak menggangu daddy karena lukisanku juga sudah selesai,setelah itu segera kubereskan pensil dan kertasku yang berserakan diatas meja.
Daddy hanya tersenyum melihatku, kemudian mengangkat keranjang yang berisi penuh dengan bunga aster putih .
Aku membawa semua peralatan melukisku dan masuk ke kamar.
“Yeeehh….satu lukisan selesai…..wanna see ?” kata ku sambil memperlihatkan hasil gambarku kepada kakakku Amy.
“ Daddy ? wow mirip aslinya”  Amy memegang hasil lukisan itu dan kemudian tersenyum
“Ya…aku sangat suka melihat daddy ketika memegang bunga-bunga itu”
“Kau sangat berbakat Anne…semua hasil lukisanmu sangat bagus ! Ohiya, kau tahu ? sekarang aku punya kegemaran baru” kata Amy merebahkan dirinya disampingku.
“Oh ya ???”
“ Mrs.Thompson mengajariku cara merajut, kau tau ini sangat menyenangkan dan ini akan menjadi kegemaranku” kata Amy dengan semangat yang terpancar diwajahnya.
“That’s good Amy…kau bisa membuatkanku sweater rajutan buatanmu”
“Yeah…musim dingin akan segera tiba Anne”
Berbicara dengan Amy membuatku sedikit menguap, dan saat aku berbalik melihatnya ternyata dia sudah terlebih dulu tertidur di sampingku, wajah Amy sangat menawan, putih bersih seperti salju dan pipinya yg merah jambu, wajahnya saat tertidur terlihat sangat manis.
“Amy…u know..kau gadis yang sangat menawan” kataku lembut sambil berbisik ditelinganya walau Amy takkan mendengarku karena terbawa lelap oleh tidurnya.
Berlahan aku meutup mataku kemudian tertidur lelap di samping kakakku Amy.

                                   ***

“Anne…An….!!!” Teriak Daddy dari luar kamar.
Aku terbangun dari tidurku, kulihat jam menunjukkan pukul  5 sore dan Amy masih tertidur lelap di sampingku, aku segera bangun sambil menggaruk-garuk kepalaku.
“Ya dad, ada apa ?” kataku sambil mebuka pintu kamar.
“Lucy mencarimu, temui dia di luar !”katanya sambil mengacak rambutku.
Aku hanya tersenyum melihat daddy dan berjalan keluar untuk menemui Lucy.
Lucy is my bestie, sudah lama dia menjadi sahabatku, kami berteman saat masih di sekolah dasar dan kini persahabatan itu masih terus berlanjut sampai saat ini, kami berdua kini bersekolah di High School yang sama namun sayang Lucy dan aku berbeda kelas.
“Hi Lucy…how are u?”
“Fine, kelihatannya kau baru bangun” Lucy tertawa melihatku yg begitu berantakan saat bangun tidur.
“Ya…aku baru saja bangun”
“Oh iya, punya rencana untuk musim dingin nanti ??”
“Maybe no” kataku datar.
“Saat musim dingin tiba,keluargaku berencana mengunjungi rumah kami yang berada di Cina and Guess What ?? mereka mengizinkanku untuk mengajakmu Anne” kata Lucy bersemangat.
“Itu terdengar sangat menyenangkan Lucy, aku ingin ikut bersamamu tapi daddy memintaku untuk membantunya mengantarkan pesanan bunga saat musim dingin nanti”
“Sangat menyenangkan kalau kau ikut bersamaku tapi kalau kau menolak, aku memutuskan untuk tetap tinggal disini dan kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti merangkai berbagai jenis bunga dan aku akan menemanimu mengantarkan pesanan bunga itu” Lucy tersenyum padaku.
“Really….?? tapi berlibur di China akan jauh lebih menyenangkan Lucy”
“Tidak akan menyenangkan bila kau tidak ikut” Lucy berkata dengan percaya diri.
“Aaoww..u really my bestfriend ever” kataku sambil memeluknya.
“Hahaha, mau ikut jalan-jalan denganku” tawar Lucy.
“Yap… Let’s go !”
Aku dan Lucy berjalan-jalan, melewati banyak pepohonan, daunnya yang berwarna jingga kekuning-kuningan satu persatu berjatuhan ditiup hembusan angin sore.
Taman yang dari dulu sampai sekarang selalu menjadi tempat favoriteku bersama Lucy.
Lucy berlari sambil mengajak Max, anjingnya bermain, dengan cepat aku mengeluarkan buku dan pensilku, aku mulai melukis sesekali memperhatikan tingkah Lucy yang lucu saat bermain dengan Max.
“Apa yang kau lakukan ?” Lucy menghampiriku dengan nafas terengah-engah tampak kelelahan berlari dengan Max.
“Lihat ini….wajahmu sangat lucu saat bermain dengan Max”
 “Hahahaha….kau melukis sangat cepat Anne, ekspresiku tidak seperti yang kau gambarkan dan mulutnya juga terlalu lebar” Lucy mengkritik lukisanku yang menurutnya tidak sesuai dengan wajah aslinya namun kemudian tertawa geli melihat ekspresi wajahnya yang ada di lukisanku itu.
“Aku melukis sesuai dengan kenyataan bukan dengan khayalan, jadi ini memang ekspresi wajahmu Lucy…hahahha” kataku meledek.
“Whatever…!” dengan sedikit cemberut.
“C’mon Lucy…only kidding”  
“hahahha….I know….ayo kita pulang !!” kata Lucy sambil menarik Max,anjing kesayangannya.
“C’mon… ! so,kamu mau mengambil hasil lukisanku ini ??” dengan sedikit senyuman licik.
“Nooo….!”
Aku dan Lucy berjalan pulang sesekali tertawa karena candaan dan akhirnya aku tiba dirumahku.
“Bye Lucy” kataku sambil melambai.
“Bye..See you” balas lucy sambil menarik anjingnya.
Aku melihat daddy duduk sambil menyeduh secangkir coffee dan kemudian menyadari kedatanganku.
“Anne…..kenapa kau tidak mengajak Lucy untuk singgah sebentar” kata daddy .
“Dia terburu-buru dad, Lucy belum memandikan anjingnya” kataku membuat lelucon.
“Really ??..........sepertinya kamu yang harus mandi, baumu seperti anjing Lucy” daddy mulai meledek.
“Daaaaadd……..” dengan cemberut, sepertinya daddy lebih hebat meledekku.
“Just Joking Anne…..sana masuk, Amy mencarimu” kata daddy sambil tersenyum dan kembali menyeduh coffeenya. 
“Anne….dari mana saja kau?” kata Amy sambil mengaduk-ngaduk spaghetti agar merata dengan bumbunya.
“Bermain bersama Lucy…” kataku singkat.
“What ? hanya anak kecil yang masih bermain Anne”
“Huuhh Okay….I mean Hangout with Lucy” kataku datar.
“Itu lebih baik” sedikit tertawa sambil melahap spaghettinya.
Aku mengambil garpu dan mencoba mengambil spaghetti yang ada dipiringnya namun Amy dengan segera memukul tanganku.
“Jangan makan bersamaku kalau kau belum mandi, bersihkan dulu badanmu dan akan kubuatkan sepiring spaghetti..okey”  
“Dasar pelit..!” kataku sambil menjulurkan lidah.
“Whatever !” Amy membalas balik menjulurkan lidahnya.
“Amy......apa kita masih punya makanan lain ?“
“I don’t know…..kelihatanya akhir-akhir ini keuangan daddy semakin menipis,makan sajalah yang ada”
“Okay…apa tabungan mu masih ada” tanyaku dengan nada rendah.
“Kau tau kan…..Allen dan kawan-kawannya menghilangkan tasku dan semua isinya, aku harus mengambil uang tabunganku untuk mengganti semua itu”
“Mereka memang kaya….tapi bukan berarti mereka seenaknya menjailimu seperti itu kau harus melawan,Amy !”
“Anne………..kita bukan siapa-siapa dan Daddy hanyalah  penjual bunga, mereka bisa berbuat apapun sesuka hati mereka karena orang tua mereka yang kaya, sedangkan kita……??”
“Amy !!!, Daddy memang penjual bunga, bukan berarti mereka harus berbuat seperti itu, kau harus melawannya” kataku dengan nada tinggi
“Sudahlah Anne………..aku masih bisa bersabar”
Amy meninggalkan meja makan dan masuk kekamar.
Aku hanya bisa terdiam melihat Amy seperti itu, tapi aku tidak bisa diam kalau Allen dan kawan-kawannya menyakiti saudaraku.

***
Suara Jam waker membangunkanku, aku membalikkan badan dan Amy sudah tidak ada di tempat tidurnya yang bersebelahan dengan tempat tidurku, aku kemudian bangun dan menghampiri daddy yang lebih awal bangun untuk mengatur bunga-bunganya.
“Dad………where’s Amy ??” menghampiri daddy.
“Anne………ternyata kau sudah bangun, Amy sudah pergi sebelum kau bangun”.Kata daddy sambil mengangkat bunga-bunga yang wanginya menyebar di pagi hari.
Aku kembali dan bergegas untuk ke sekolah. Setelah mandi .
“Aku berangkat dad” sambil menarik sepedaku keluar rumah dan kemudian mengayuhnya.

Aku menyimpan sepedaku dan kemudian berjalan memasuki ruang kelas,dan disana Cassy teman sebangkuku menyadari kedatanganku.
“Hi….Anne” terlihat Cassy sedang menyapaku.
“Hi Cassy” balasku kemudian duduk disampingnya dan segera menaruh tas.
Beberapa menit kemudian Mrs. Ellizabeth datang,murid-murid yang sibuk beraktivitas di dalam kelas sekejab berhenti dan kelas pun menjadi hening.
Mrs.Ellizabeth mengajarkan sejarah yang membosankan, murid-murid terlihat tidak bersemangat,termasuk aku.Pelajaran sejarah membuat moodku makin buruk.
Dan waktu yang kutunggu-tunggu akhirnya tiba juga, hari ini semua pelajaran tampak membosankan,entah itu dari materi atau gurunya, bell berdering semua siswa bersorak semangat, aku merapikan buku-buku ku dan menaruhnya di tas, saat aku berjalan keluar Lucy berlari menghampiriku.
“Hi Anne………tebak siapa yang mendapatkan nilai  (A+) dalam pelajaran bahasa mandarin ?” dengan bersemangat.
“You ???” kataku sambil menunjuknya.
“Yeahh….BINGO…..lagi-lagi aku mendapatkan nilai (A+) dlm pelajaran bahasa mandarin”
“Congratulation Lucy…..your the best one ” kataku pada Lucy.
“Thank’s……ayo kita pulang” ajaknya dengan semangat.
Dari tadi aku tidak bertemu dengan Amy, mungkin dia sudah pulang mendahuluiku.
Saat berjalan pulang aku melihat Allen tampak sendiri berjalan, entah mengapa dia tidak bersama teman-temannya, aku segera mengejarnya dan menghampirinya.
“Allen…” teriakku dengan lantang.
“Sorry…I don’t have time to talking with you” Allen terlihat meremehkanku.
“Stop Allen……..I just wanna talk with you !” kataku berdiri di depannya sehingga menghentikan langkahnya.
Lucy hanya  berdiri melihatku dan terlihat keheranan.
“Berhenti menyakiti Amy” kataku dengan nada keras.
“Aku tidak punya urusan denganmu…..Anne”.
“Kau sudah menyakiti saudaraku, itu berarti kau berurusan denganku” emosiku semakin meningkat melihat tingkah laku Allen.
Orang-orang yang lalu lalang tiba-tiba mengerumungi kami namun aku sama sekali tidak peduli dengan mereka.Allen tampak risih dan mencoba untuk pergi,dengan cepat aku menarik tangannya dengan kasar.
“What do you want,Anne ??” kata Allen.
“Jauhi Amy……jangan sesekali kau menyakitinya” aku menjambak rambut Allen dengan kasar, Allen hanya dapat meringis kesakitan, tampaknya dia tak berdaya tanpa bantuan kawan-kawannya.
“Okay…okay….aku tidak akan menyakiti Amy lagi…..” katanya dengan sedikit meringis.
 Dibalik kerumunan siswa-siswa Amy datang menghampiriku.
“Anne……………what are you doing ? berhenti menyakiti Allen !!!”
 Amy sangat marah denganku, dia datang tiba-tiba dan kini membela Allen.
“Amy…..aku ingin memberi pelajaran kepadanya, agar dia berhenti menyakitimu” kataku kemudian berhenti menjambak rambut Allen.
“You so crazy Anne……..jangan coba-coba mencampuri urusanku dan hentikan semua tindakan bodohmu” Amarah Amy meluap-luap di depanku.
Aku tidak mengerti, kenapa Amy memarahiku dan membela Allen yang jelas-jelas musuh besarnya. Tanpa satu katapun aku meninggalkan Amy dan Allen yang masih berdiri disana, dan menerobos kerumunan siswa-siswa yang menyaksikan kejadian tadi.
Dalam perjalanan pulang, aku tidak berbicara satu kata pun kepada Lucy, Lucy juga hanya diam melihatku, aku masih tidak mengerti sikap Amy tadi, aku berusaha membelanya namun dia membela Allen. Aku tiba di rumah dengan mood yang kurang baik, daddy juga terlihat duduk lesuh seperti sedang memikirkan sesuatu, aku tidak menyapanya sama sekali, dan daddy hanya melihatku memasuki rumah, aku berjalan gontai memasuki kamar dan tiba-tiba Amy menghampiriku dan menampar pipi ku dengan keras, aku mencoba menahan emosi, entah apa yg diinginkan Amy sehingga menamparku.
“Amy………what are you doing ?” kataku dengan nada sedikit tinggi.
“Berhenti ikut campur dalam urusanku” sambil menunjukkan jarinya di depan wajahku.
“Why? Aku hanya ingin membelamu dan sekarang kau menamparku, di mana terima kasihmu ? hah ?”  
“ Kau tidak tahu siapa Allen……..dia bisa berbuat apa saja dengan kita, aku tidak mau kau masuk dalam masalahku, aku berusaha menyembunyikan rasa sakitku dan aku tidak mau Allen menyakitimu” kata Amy sambil memelukku.
“Amy…..I’m sorry,aku akan berbuat apa saja untuk melindungimu, tak peduli siapa yang aku hadapi” kataku lembut.
“Aku tau Anne……jangan berbuat nekat seperti itu lagi,aku tidak ingin mereka menyakitimu”
Aku tidak peduli apa yang akan Allen lakukan kepadaku, aku harap pelajaran tadi membuatnya berhenti menyakiti Amy.
Amy sangat terlihat lesuh,ada kekhawatiran yang jelas terpancar di wajahnya, namun aku segera melupakan kejadian tadi. Dari tadi aku belum menyentuh makanan sedikit pun,perutku terasa sangat ringan. Aku menuju dapur dan mencari sesuatu, hanya ada roti dan madu,daddy pasti belum berbelanja makanan.
“Amy..makanlah,aku membuatkan ini untuk mu”menyodorkan sepiring roti yang berisi madu.
“Thanks Anne……..” Amy kemudian mengambil sepiring roti yang kubawa namun segera kupukul tangannya.
“Jangan makan roti ini kalau kau belum mencuci tanganmu” kataku sambil tersenyum.
Amy hanya menghela nafas namun kemudian tersenyum padaku.

Tanpa waktu yg lama Amy kembali dan merebut roti yg kupegang dan dengan lahap memakannya.
“Anne…….aku sudah menyelesaikan sebagian dari rajutanku” kata Amy sambil mengunyah rotinya.
“Aku ingin melihanya !” dengan penuh penasaran.
“Aku tidak akan memperlihatkannya padamu sampai hasil rajutanku benar-benar selesai” katanya sambil melirikku.

“huhh….okay….”.

NEXT 

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Posting Komentar

What clients say

Start Work With Me

Contact Us

JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia