Jumat, 08 Januari 2016
#2 White Rose
Jatuh
Pagi
kembali tiba,jam wakerku berdering dan seperti biasa Amy sudah pergi
mendahuluiku,aku keluar dari kamar dan disambut oleh daddy tidak seperti
kemarin wajah daddy yang tampak kusuk namun pagi ini daddy tampak semangat dan
terlihat fresh.
“Morning
dad…you looking so happy ,today !”.
“Morning
Sweety……hari ini daddy mendapat pesanan dari banyak pembeli, daddy harus segera
menyediakan bunga pesanan mereka”
“Okay…..good luck dad”
Aku mengayuh sepedaku dengan pelan, udara pagi
hari kuhirup dalam - dalam, dedaunan kuning yang berserakan di jalan menutupi
sebagian aspal yang jarang dilalui kendaraan.
Dari
arah yang tak jauh seorang wanita tua memunguti buah dan sayurannya yang jatuh
berserakan dari paperbag yang dipegangnya, tubuh rentanya sedikit membungkuk
untuk memunguti barangnya yang jatuh,sepedaku semakin mendekati wanita tua itu,
aku menghentikan sepedaku kemudian mendekati wanita tua
yang berdiri dekat dari rumah tuanya dan ternyata adalah Mrs.Tompson.
“Let me help you,Mrs.Thompson” ucapku sembari
membantunya memunguti buah yang jatuh.
“Anne…?? Apa itu kau ?” Mrs.Thompson
memperhatikan wajahku dengan dekat terlihat jelas kulit wajahnya yang begitu
berkeriput dan matanya yang menyipit.
“Yes…I’am” ucapku sambil menaruh buah-buah ke
paperbag miliknya
“Oohh....Aku
sangat lemah sehingga menjatuhkan barang milikku sendiri” ucapnya sambil
mencari-cari sesuatu di tanah.
“Apa
ini yang kau cari? ini kunci rumahmu” kataku sambil memberikan kunci rumahnya.
“Thank
you Anne,aku sangat merindukanmu, kenapa kau tidak mengunjungiku seperti
kakakmu Amy ?”
“Im
sorry Mrs.Thompson, aku berjanji akan selalu mengunjungimu” ucapku dengan nada
menyesal.
“It’s okey…….sering-seringlah berkunjung ke
rumahku, aku sangat kesepian dengan rumah tuaku” ucapnya sambil memegang bahuku
“Okey
Mrs.Tompson,sekarang aku harus pergi”
Aku
kembali menaiki sepedaku dan kemudian tersenyum padanya.
“Berhati-hatilah”
ucapnya.
Aku
mengayuh dengan kencang sepeda milikku dan akhirnya tiba di sekolah, segera
kuparkir dan memasuki ruang kelasku. Saat aku memasuki kelas mereka semua
melihatku, aku berjalan masuk dan melihat papan tulis yang bertuliskan “Gadis
Berbahaya, jauhi Marianne” aku sontak terkejut, entah siapa yang melakukan hal
bodoh seperti itu, dengan cepat,segera kuhapus tulisan
itu
“Apa
yang terjadi” ucap Cassy teman sebangkuku.
“I
don’t Know, aku harap kau masih percaya denganku”
“Tentu
saja, siapa yang mempercayai tulisan omong kosong seperti itu” ucap Cassy
tersenyum.
“Aku
hanya heran, siapa yang melakukan ini semua ?”
“Sudahlah..”ucap
Cassy.
Jam
pelajaran dimulai, hari ini lagi-lagi aku harus berhadapan dengan pelajaran
sejarah yang dibawakan Mrs.Ellizabeth.
Saat
pelajaran berlangsung Mrs.Greger sebagai kepala sekolah masuk ke kelas disaat
kami sedang mengerjakan tugas yang diberikan Mrs.Ellizabeth.
“Im
sorry Mrs.Ellizabeth, telah mengganggu waktu mengajarmu” ucap Mrs.Greger.
“No
Problem Mrs.Greger, apa yang anda inginkan?”
“Saya
akan memanggil seorang murid di kelas ini yang sudah berbuat kekacauan kemarin
dan aku menerima laporan ini dari Allen”
“Im
sorry Mrs.Greger, Allen penyebab masalah kemarin” aku sontak berdiri dan
berusaha membela diri.
“Kau
akan tetap kuproses Marianne, jelaskan semuanya di ruanganku” Mrs.Greger
meninggalkan kelas dan aku segera keruangannya.
Aku
melihat kekiri dan kekanan semua tampak melihatku dengan tatapan aneh, aku
benar-benar benci tatapan itu.
***
“Marianne
Tanner….Kau tau kesalahanmu kemarin mebuat sekolah kita terancam, Orang Tua Allen
adalah donatur sekolah ini, kalau kau macam-macam dengan mereka,mereka bisa
saja mencabut fasilitas yang mereka berikan” Ucap Mrs.Gregers sambil
memperbaiki letak kacamatanya.
“Im
sorry Mrs.Greger, tapi sikapnya sudah keterlaluan” ucapku membela diri.
“I
know Marrianne…cobalah untuk menjaga emosimu, posisimu di sekolah ini masih
bisa kupertahankan untuk kali ini,tapi kalau kau mengulanginya lagi kami akan
mengeluarkanmu dari sekolah”
“I
understand Mrs.Greger” ucapku dengan nada menyesal kemudian meninggalkan ruang
kepala sekolah.
Ini benar-benar tidak adil, sekolah membela yang
salah karena takut kehilangan donator yang membantu sekolah, yang harus
kulakukan sekarang hanya diam ketika Allen menginjak-injak harga diri kami, ini
benar-benar keterlaluan.
Jam sekolah berakhir, dari tadi aku tidak bertemu
Amy maupun Lucy, aku sudah mencarinya ke kelas mereka, namun mungkin mereka
sudah pulang mendahuluiku atau memang aku yang sangat lelet entahlah.
Aku mengambil sepedaku dan ….
“Argggg…!!!
Sesuatu
yang menusuk kaki kananku, benda yang sangat runcing telah menembus sepatu dan
menusuk kakiku, aku melepas sepatu putihku yang penuh dengan darah yang
bercucuran.
.
“Siapa yang menaruh banyak paku runcing didekat
sepedaku” kataku dengan kesal.
Aku tidak tau harus berbuat apa sekarang, aku
duduk disamping sepedaku sambil menahan rasa sakit, aku menutupi lukaku dengan
telapak tangan namun darahnya masih terus bercucuran, pandanganku kabur lagi,
hal yang sering terjadi padaku namun aku tidak mengharapkan hal ini disaat
bersamaan dengan kakiku yang luka.
Aku mencoba untuk tetap kuat, kepalaku terasa
berat dan sangat sakit,tidak pernah kurasakan sesakit ini sebelumnya,aku
mendorong sepedaku sambil menyeret kakiku yang sangat sakit,kini darahnya
menimbulkan bercak pada dedaunan kering di jalanan.
Sekolah telah jauh kulalui kini hanya ada aku sendiri
di jalan yang sepi ini,sakit kepalaku semakin menjadi-jadi,”Ohh God aku ingin
segera cepat sampai ke rumah: kataku dalam hati dan kurasakan badanku mulai
melemah dan jatuh tergeletak di jalan……(pingsan).
Steversky
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.
0 komentar:
Posting Komentar